...Selamat jalan Pejuang.... in Memoriam Ical (Faisal Riza)
Jum'at 31 oktober 2008, tanpa terduga, seorang aktivis kemahasiswaan ITB, seorang Pemimpin, seorang pemberani, seorang yg jujur pada nurani, seorang kawan, seseorang yang patut namanya diingat mahasiswa ITB itu kembali ke pelukan ibu pertiwi... kembali ke pencipta-Nya.
Mengenang Ical, seperti membuka lagi alur sejarah kemahasiswaan ITB, alur perjuangan reformasi di ITB, aktivitas mahasiswa Astronomi mendukung kemahasiswaan ITB, lembar demi lembar....
Awal mengenal Ical, adalah perkenalan dengan keriangan sekelompok mahasiswa baru Astronomi 97, mereka klo tidak salah berempat, ada Ical, ada Maryam dan 2 lainnya. Mereka adalah mahasiswa2 baru yang luar biasa, mereka meretas wajah kemahasiswaan ITB menjadi humanis.... Lagu-lagu yang mereka nyanyikan (Ical main gitar, Maryam jadi Vokalis dan 2 mhs astronomi lainnya) menjadi salah satu 'magic' kemahasiwaan ITB, mahasiswa-mahasiswi tuplek kumpul di lapangan basket, lapangan Indonesia terbenam salah satunya untuk mendengarkan lagu-lagu kemahasiswaan dan lagu-lagu mereka yang mempersona...... Ribuan masyarakatpun pernah menjadi saksi keindahan dentingan gitar Ical dan suara Maryam dalam pasar rakyat 1, 2, 3, yg dilakukan Satgas reformasi KM-ITB... Ical, Maryam dan mahasiswa Astronomi 97 ITB adalah gambaran mahasiswa baru ITB yang semangat mewarnai kemahasiswaan ITB dan cinta perubahan Indonesia (reformasi untuk Rakyat), berjuang tanpa mengenal lelah dan membuat perjuangan itu menjadi menyenangkan.
Tangan Ical bukan hanya kapalan menekan tuts gitar, tapi tangannya terampil memasukan gula ke plastik, menakar minyak, tepung terigu, dll.... tangan Ical pernah berceceran dengan sembako, tangannya ringan bersentuhan dengan ribuan orang masyarakat kecil yg membutuhkan... tangan nya pernah membuat ribuan orang menangis haru, dan tertawa senang....
Reformasi bukan perjalanan pendek, perjalanan panjang, melelahkan... tp dia adalah seorang 'Pioneer'.. umurnya boleh muda di ITB saat itu, tp dia telah berdiri disamping saya sedari awal reformasi di ITB digulirkan, saat masih sepi, saat aktivitas kemahasiswaan menakutkan, berani jadi tidak populer... aktivitasnya tidak harus dikomandani, dia bergerak cepat, dia mengikuti nuraninya, dia berdiri di depan barisan bergerak maju, meneriakan RE-FOR-MA-SI.
Mengenal Ical seperti melihat bayang2 sendiri.... ditengah semakin kerasnya demonstrasi mahasiswa melawan rejim Orba, ancaman penculikan aktivis mahasiswa... ada beberapa kawan yang ditugaskan secara formal 'menemani' saya, mereka bertanggung jawab atas keselamatan saya... namun ada beberapa orang yg secara informal juga ada di sekeliling saya, salah satunya adalah Ical.
Selepas reformasi, saya berkonsentrasi dengan skripsi, dan menjebakan diri dalam bekerja namun Ical bergerak semakin hebat..... Ketua Himastron di percayakan di bahunya, saat Aceh terhantam tsunami, dia bergerak jadi tim pertama ITB yg ke aceh... Bantul ter'sesar'kan... dia adalah yang pertama di sana...... Hatinya, darahnya, pikirannya, jalannya bersama mereka yang terkena musibah.... dia selalu mengikuti panggilan nuraninya, panggilan moral....
Ical meninggal di usia muda... namanya pantas semegah almarhum Soe Hok Gie, almarhum Rene L. Conrad... Ical adalah salah satu penggiat/aktivis 98 dari ITB dan dicatatkan dalam sejarah kemahasiswaan ITB dan kami rekan2nya menjadi saksi atas segala keluhuran sikapnya, kerendah hatiannya, ketegasan dirinya, perjuangan dan cita-citanya...
… nasib terbaik adalah tidak dilahirkan, yang kedua dilahirkan tapi mati muda, dan yang tersial adalah umur tua. Rasa-rasanya memang begitu. Bahagialah mereka yang mati muda.... (filsuf Yunani)
Selamat Jalan kawan...